Senin, 08 September 2008
Ada yang Konslet di jiwaku . . .
Semula aku merasa semua baik-baik saja. Dan memang baik-baik saja. Sampai ayahanda bilang "Teori kedokterannya sudah jalan, tapi teori keimanannya yang ga jalan di diri kamu". Deg!! Sontak kaget. Sambil menahan apa yang membuncah didadaku.. dan mata yang berkaca-kaca.. Aku bertanya pada hati.. Sungguhkah begitu?
Selama ini memang jalan itu semakin gelap buatku.. Aku sendiri yang memulai menjauh. Ya, begitulah aku saat ini. Aku merasa semua baik-baik saja. Aku merasa sudah memasrahkan semua pada 4WI. Tapi nyatanya aku hanya memaksa pikiranku untuk menerima semua.
Arti dari kepasrahan adalah menyerahkan dengan sepenuh jiwa. Menyerahkan apa yang akan menjadi ketetapan 4WI. Melempar bola ke langit, tentu ia akan turun lagi. Itu merupakan sunnatullah. Tapi apa yang aku usahakan kini adalah sesuatu yang hanya 4WI Yang Tahu bagaimana akhirnya.
Aku berusaha semampuku untuk segera mendapat keturunan. Berobat ke dokter, datang ke satu dokter, ga berhasil, Coba lagi ganti dokter, ga berhasil juga. Coba ganti rumah sakit, malah dilempar lagi ke rumah sakit lain karena dokter yang kutemui kali ini menyerah (ga mengerti apa yang aku alami). Berdasarkan rekomendasi itu kutemui dokter selanjutnya, hasilnya malah tambah parah. Menurut dokter ga ada masalah apa-apa, tapi perutku jadi lebih sering sakit sekarang. Pengobatan alternatif pun kutempuh mulai dari dipijat oleh paraji (dukun beranak dalam lingkungan Sunda), ramuan tradisional dan resep rahasia dari keluarga. Nyatanya sudah 1,5 tahun menikah, aku belum juga dikaruniai keturunan. Aku juga coba terapi pada diri sendiri untuk menerima kenyataan itu. Karna banyak yang bilang "Mungkin karena stress, jadi ga jadi-jadi aja". Aku belajar menerima dan ikhlas. Tapi susaaaaah banget.. Kenapa ya?
Yang selama ini terjadi adalah aku menerima keadaan saat ini tanpa anak, tapi dalam hati memaksa kepada 4WI. Bahwa dengan menerima keadaan ini, pada akhirnya 4WI akan memberiku keturunan. Artinya, ga pasrah seutuhnya.
Ada yang konslet di jiwaku.. Keimanan yang rapuh. Masihkah aku beriman saat ini? Mungkin kalau hati ini terang, hati ini bersih, hati ini tulus ikhlas menerima ketentuan 4WI, semua akan jadi mudah bagiku. Menerima apapun kenyataannya.. Menerima bila diberi titipan itu, juga menerima kalau ternyata takdir menentukan tidak ada siapa-siapa yang lahir dari rahimku...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar