"Untung di akhir hidup saya, Allah Memberi saya sakit, sehingga InsyaAllah, pada detik-detik terakhir hidup saya, saya dalam keadaan mengingat Allah.."
Subhanallaah.. Sungguh beruntung orang-orang yang bersyukur dan bersabar..
Sakit yang ia derita bukanlah sakit biasa, tapi sakit yang menyiksa. Namun, kesabaran membuatnya bersyukur dengan sakitnya itu. Tidak semua orang menerima sakit yang datang dengan cara seperti ini.
Lalu kita bertanya pada diri sendiri. Sejauh mana kita telah mengingat mati? Sungguh kematian itu akan datang, segera.. Persiapan apa yang telah kita lakukan? Apakah yakin bahwa ketika kematian itu datang, kita dalam keadaan mengingat Allah.. Atau dalam keadaan bermaksiat pada Allah.
Penulis bukanlah orang yang merasa sudah siap.. Justru sebaliknya, merasa belum melakukan persiapan apa-apa.. Kematian yang terjadi di sekitar kita, harusnya mengingatkan kita bahwa sekarang kita sedang antri menunggu giliran nyawa kita dicabut..
Dikutip dari tulisan Tausyiah 273
Ibaratnya, siswa yg sudah belajar dan mempersiapkan dirinya dengan baik, tidak akan takut kapan diadakan ujian/quis/tes, karena dia merasa sudah cukup bekalnya. Berbeda dengan siswa yg tidak siap…dia akan tergesa-gesa mempersiapkan dirinya untuk menghadapi ujian, pada saat waktu ujian sudah dekat. Ini masih ‘beruntung’, karena waktu pelaksanaan ujian sudah diketahui…sementara kiamat (Mati), tidak diketahui kapan terjadinya.
Mari saudara-saudaraku, kita persiapkan diri…cek amal ibadah kita, lihat sekeliling kita, seberapa manfaat kita terhadap lingkungan sekitar. Semoga kita bisa terhindar dari kerugian dan masalah akibat tidak siapnya kita menghadapi hari kiamat (Mati). Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar