MIOM DAPAT MENGAKIBATKAN KEMANDULAN DAN KEGUGURAN
Seorang wanita yang tidak menyadari ada sebuah gumpalan daging dirahimnya setelah diperiksa disebut miom. Memang, miom penyakit wanita dan menyerang usia produktif hingga 20 persen. Miom adalah sebuah jaringan otot yang tumbuh secara abnormal, terjadi karena otot rahim berkembang secara berlebihan. Menurut istilah kedokteran miom ini biasa disebut dengan fibroid atau lebih dikenal dengan myoma atau miom.
Miom hampir 79 persen tumbuh di badan rahim (miom uteri) dan sebagian kecil tumbuh di leher rahim (miom servik uteri) ini merupakan salah satu tumor (daging tumbuh) yang jinak yang dapat terjadi pada wanita berusia 35 tahun. Tidak semua wanita dapat terkena miom. Tetapi wanita yang telah menstruasi, punya kemungkinan terkena miom. Bahkan miom dapat tumbuh ketika wanita mendapatkan menstruasi.
Wanita yang memiliki keluhan seperti nyeri ketika haid, sering sakit pada pinggul, haid tidak beraturan, pendarahan haid yang sangat banyak, perut yang membesar selama haid dan frekuensi buang air kecil yang tinggi juga harus diwaspadai sebagai petunjuk adanya miom.
Sebagian besar tumor ini tidak dirasakan kehadirannya. Hal ini dikarenakan pertumbuhan miom sangat lambat. Paling sedikit pertumbuhan miom memerlukan waktu sekitar 8 tahun dan sangat sulit dideteksi. Oleh karena itu kebanyakan miom ditemukan secara kebetulan. Salah satunya pada saat USG kehamilan.
Beberapa ahli mengatakan bahwa adanya miom dapat terjadi karena adanya stimulasi hormone estrogen atau yang biasa disebut dengan cell nest. Hal tersebut terjadi karena adanya rangsangan yang kuat, sehingga sel yang belum dewasa terpaksa tumbuh dan berkembang yang mengakibatkan pertumbuhan yang abnormal.
Menurut Dr. dr. T Z Jacoeb SpOG, karena adanya hubungan antara miom dengan hormone estrogen, maka miom dapat membesar pada usia reproduksi dan mengecil pada pasca menopause. Sebenarnya tanda-tanda yang bisa menjadi petunjuk adanya miom ini sangat beragam. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan besar-kecilnya tumor jinak yang sedang tumbuh dan keberadaan tumor tersebut. Gejala yang paling sering ditemukan adalah terjadinya pendarahan yang banyak, yang diakibatkan rongga rahim yang lebih luas dan adanya gangguan kontraksi rahim akibat massa tumor. Lalu adanya penekanan pada kandung kemih, ureter, rectum atau organ rongga panggul lainnya sehingga menimbulkan gejala sakit apabila sedang buang air kecil dan susah buang air besar.
Gejala miom juga dapat terjadi karena adanya gangguan fungsi syaraf yang disebabkan adanya gangguan hormone estrogen serta emosi yang tidak seimbang. Sehingga gangguan fungsi syaraf tadi menyebabkan kesalahan bentuk otot di dalam rahim atau uterus. Selain itu, miom juga dapat terjadi karena adanya faktor bakat yang kemudian dipicu oleh rangsangan hormon, makanan kaya lemak dan kelebihan berat badan.
Sebagian dokter pun, ada yang mengatakan bahwa makanan memiliki pengaruh terhadap kemunculan miom. Makanan siap santap dari hewani yang pertumbuhannya dirangsang oleh hormone estrogen adalah salah satu makanan yang besar pengaruhnya dalam memicu pertumbuhan miom. Hal lain yang dapat memicu pertumbuhan miom juga karena adanya infeksi dan jamur di dalam rahim. Infeksi dan jamur memungkinkan miom tumbuh lagi walaupun telah diangkat. Oleh karena itu, kebersihan alat kelamin, keseimbangan berat badan dan keseimbangan emosi harus tetap dijaga.
Miom yang 0,1 persennya dapat berubah menjadi ganas pada wanita yang telah menopause, juga dapat mengganggu rahim dan kehamilan pada wanita di usia produktif. Keterlibatan miom dengan kehamilan dapat mengakibatkan keguguran dan kemandulan. Hal ini dikarenakan miom terletak di dalam rahim. Apabila pertumbuhan miom tepat di ujung mulut rahim, maka hal tersebut akan menghalangi proses pembuahan.
Lalu jika miom tumbuh tepat menghalangi saluran makanan janin, maka secara otomatis janin bisa terganggu pertumbuhannya dan meninggal karena kekurangan makanan dan oksigen. Posisi bayi yang sungsang dan nyeri saat kehamilan, merupakan beberapa akibat karena adanya miom. Hal ini dikarenakan pada bagian atas rahim terdapat gumpalan miom, sehingga bayi sulit bergerak kembali ke posisi normal. Keberadaan miom yang membawa dampak berupa kelainan letak bayi juga dapat menghalangi jalannya kelahiran, kelemahan pada kontraksi rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta bahkan bisa menyebabkan keguguran. Selain itu kehamilan juga bisa memiliki dampak memperparah miom itu sendiri. Karena saat hamil, miom uteri cenderung membesar dan sering juga terjadi perubahan dari tumor yang menyebabkan pendarahan dalam tumor sehingga menimbulkan nyeri.
PENGOBATAN
Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada beratnya gejala, usia penderita, status kehamilan, rencana kehamilan pada masa yang akan datang, kesehatan menyeluruh dan karakteristik miom. Bagi wanita yang belum mengalami masa menopause dapat diberikan obat anti peradangan non steroid untuk dapat mengatasi kram perut bagian bawah atau nyeri selama haid. Lalu bagi penderita pendarahan menstruasi yang banyak juga dapat diberikan zat besi untuk mencegah terjadinya anemia. Selain itu tindakan pengobatan yang dapat dilakukan terhadap miom ini juga ada dua cara, yaitu miomektomi dan histerektomi.
Miomektomi (pengangkatan miom) biasanya merupakan pilihan bagi penderita yang belum mengalami menopause dan memiliki rencana untuk hamil lagi karena biasanya kesuburan tetap terjaga. Miomektomi ini dapat dilakukan jika ukuran miom semakin membesar atau menyebabkan gejala yang tidak dapat ditolerir oleh penderita.
Keuntungan dari miomektomi ini adalah dapat mengurangi rasa nyeri atau pendarahan hebat. Beberapa bulan sebelum pembedahan miom dilakukan, penderita akan diberikan hormon untuk memperkecil miom. Pembedahan ini tidak dilakukan selama kehamilan. Karena hal ini dapat menyebabkan keguguran dan kehilangan darah yang banyak.
Sedangkan histerektomi (pengangkatan kandungan/seluruh rahim). Hal ini dilakukan jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi. Selain itu juga dilakukan karena pendarahan menstruasi sangat banyak, mengalami nyeri hebat, adanya pertumbuhan miom yang cepat serta miom yang besar mengalami infeksi.
Selain itu ada pula embolisasi arteri rahim. Ini merupakan prosedur baru. Dimana sebuah selang kecil dimasukkan melalui vena di selangkangan lalu ke dalam arteri yang menuju ke rahim. Melalui selang ini akan disuntikkan zat untuk menyumbat arteri secara permanent. Berkurangnya aliran darah ke rahim diharapkan bisa mencegah pertumbuhan tumor lebih lanjut dan akhirnya tumor mengecil. Tetapi efek jangka panjang dan keamanan kehamilan setelah prosedur ini masih belum diketahui.
Menurut Jacoeb, apabila tumor berukuran kecil dan tidak membesar, maka cukup dilakukan pemeriksaan rutin setiap 3-6 bulan sekali.
Sumber : Sinar Kesehatan edisi Januari 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar