Senin, 08 September 2008

Suamiku, Hidupku . . .


Aku menikah dengan seorang laki-laki pilihanku.
Kita menikah karena saling mencintai, hidup ini
begitu indah rasanya. Tahun pertama aku menjalani
hidup berumah tangga dengannya, kami jalani
penuh dengan cinta.
Sayang, I Love You
Hari ini entah sudah untuk yang keberapa kalinya suamiku
membisikan kata itu dengan lembut tidak saja langsung
bibirnya menempel di telingaku,
tetapi juga melalui SMS ketika dia sudah di kantor.
Biasanya akupun langsung membalasnya,
I Love You too. Terima kasih telah menjadi suamiku.
Namun waktu terus berjalan. 1 tahun..... 2 tahun...
sampai akhirnya rumah tangga yang tadinya tenang ini
mulai merasakan guncangan. Faktor ekonomi sebagai salah satu
penyebabnya. Dimana harga-harga meningkat tetapi penghasilan
suamiku tetap.

Akhirnya permasalahan itu mulai merambat ke yang lain
mengenai kebiasaan suami yang tidak aku sukai,
dan masih banyak lagi. Rasanya masalah...
dan masalah setiap hari muncul......

Sampai akhirnya muncul ide dariku untuk menulis kekurangan suamiku
dan suamiku menulis kekurangan-kekuranganku
agar kita bisa saling memperbaiki.......
Baiklah selama satu minggu ini kita mulai melihat dan merasakan apa saja
yang dirasakan tidak cocok kita tulis, mungkin ini jalan terbaik untuk
mempertahankan keluarga ini.
Seminggu sudah berlalu tibalah waktu untuk saling membuka
catatan seperti yang sudah dijanjikan.
Sekarang kita bacakan masing-masing catatan kita selama satu minggu ini.
Aku yang akan membacakan terlebih dahulu kekurangan Ayah...........
Aku buka kertas catatan kekurangan suamiku...
Pertama berhubung harga mulai merangkak naik aku ingin ada tambahan
untuk biaya lain-lain,
Kedua aku tidak suka apabila Ayah mendengkur waktu tidur,
Ketiga Ayah kurang perhatian,
Keempat Ayah selalu terlalu norak,
Kelima...keenam....ketujuh....
Aku bacakan semua catatan kekurangan suamiku sampai yang
sekecil-kecilnya. Setelah semua aku baca ...
Sudah Yah...
sekarang giliran Ayah untuk membacakan apa saja
kekurangan Ibu selama ini
Aku menunggu apa saja catatan kekuranganku menurut suamiku,
tetapi suamiku diam saja. Kertas catatan itu masih belum dibukanya.
Cepat Yah kenapa Ayah tidak membacakan kekurangan Ibu?
Terlihat suamiku hanya memandangiku..... lalu kemudian keluarlah
kata-kata dari mulutnya.
Menurut Ayah Ibu tidak ada kekurangannya,
Ayah mencintai semua yang ada pada Ibu.
Ah....
Dada ini rasanya sesak... Suamiku begitu ikhlas menerima kekurangan
dan kelebihanku. Aku memiliki beberapa kelebihan, tetapi s
esungguhnya
kekuranganku jauh melebihi kelebihan yang aku punya.
Aku bukan perempuan yang cantik jelita seperti Ratu Balqis,
bukan pula wanita kaya raya seperti Ummahatul Mu'minin Khadijah.
Walaupun tidak buta, tetapi pemahamanku terhadap Islam pun masih perlu perbaikan.
Tak banyak yang istimewa yang aku punya.
Aku sangat bersyukur sekali Allah menghadirkan seseorang yang Allah halalkan
tidak saja hatinya tetapi juga fisiknya padaku. Walaupun aku hanyalah
perempuan biasa, Allah memberiku seorang laki-laki yang sholeh, baik, rendah hati
dan amat sangat sayang padaku.
Ayah, I Love You!

Tidak ada komentar: