Minggu, 12 Oktober 2008

Berprasangka pada Allah

Allah itu dekat, lebih dekat dari urat leher kita. Semua yang terjadi dalam diri kita tidak lepas dari Penglihatan dan Pengawasan Allah. Andai saja Allah tidak memperhatikan kita maka nafas ini mungkin berhenti, aliran darah ini mungkin menembus urat nadi dan kulit kita, kemudian berhamburan keluar. Andai saja Allah tidak memperhatikan kita, maka mata, telinga, kaki, tangan dan semua yang ada dalam diri kita akan kacau. Dan masih banyak lagi tanda-tanda yang bisa kita paparkan untuk meyakinkan bahwa saat ini Allah sedang Memperhatikan kita.

Semua yang bernyawa pasti akan mati. Namun, Allah bisa menghidupkan yang mati. Bahkan bisa mengeluarkan yang hidup dari yang mati.

Setiap doa akan dikabulkan Allah. Tentu saja doa yang baik. Namun, Yang Maha Mengetahui dan Yang Maha Berencana hanyalah Allah. Dia Yang Tahu mana yang terbaik untuk kita dan mana yang tidak. Ketika kita merasa doa yang kita panjatkan sudah baik dan sudah memenuhi adab yang ditentukan, tapi belum juga dikabulkan, maka bukan berarti Allah tidak Mendengarkan doa kita. Tapi Dia Maha Tahu kapan doa itu sebaiknya terkabul. Dia juga Maha Tahu apakah sebaiknya doa kita itu dikabulkan atau tidak.

Sungguh, dalam setiap kejadian dan keadaan pasti ada Hikmahnya. Dan yakinlah bahwa apapun yang Allah Takdirkan untuk kita, itu adalah yang TERBAIK. Karena sesungguhnya Allah tergantung/sesuai dengan perkiraan/prasangkaan hamba-Nya. Apa yang kita prasangkakan pada Allah, maka kesitulah kecenderungan takdir kita. Sesungguhnya Allah tidak pernah menakdirkan dua insan yang terikat dalam perkawinan untuk bercerai. Tapi kemudian mereka bercerai, maka sesungguhnya yang terjadi adalah Sunnatullah, bahwa siapa yang tidak pandai menjaga rumah tangganya, maka akan mendapati rumah tangganya hancur di kemudian hari..

Ketika kita mengatakan dalam hati "Saya sudah berdoa sejak dulu, tapi mengapa Allah belum juga mengabulkan, kenapa Allah tidak mau mengabulkan?" Maka kita telah berprasangka buruk terhadap Allah, dan itu adalah DOSA. Selanjutnya dosa itu akan membuat kita menjadi musyrik, karena tidak percaya lagi kepada Allah.

Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kalau ia tidak mau merubahnya sendiri.. dan barangsiapa yang mensyukuri nikmat Allah, maka Allah akan mengganjarnya dengan nikmat yang berlipat ganda yang datang dari arah yang tidak diduga-duga. Namun, barangsiapa yang kufur/mengingkari nikmat Allah, maka tunggulah, sesungguhnya azab Allah itu sangat pedih.

Kalau ditelaah dan kita perhatikan di sekeliling kita, sesungguhnya Allah tidak perlu mengazab orang yang tidak bersyukur karena kebanyakan orang yang tidak bersyukur, dengan sendirinya hidupnya tidak bahagia. Setiap waktu mengeluh dan menyesali apa yang menimpa dirinya. Padahal Kebaikan Allah padanya lebih besar dan lebih banyak dari apa yang ia keluhkan..
(Atau mungkin, justru itulah yang Allah Maksud dengan azab yang pedih itu - di dunia???)
Jadi, prasangka kitalah yang menyiksa diri kita sendiri . . .

Naudzubillaahi min dzalik.. Semoga Allah Melindungi kita dari berprasangka buruk kepada-Nya.
Aamiin. . .

Terkait dengan doa, dapat dibaca lebih ilmiah di Akhlaq Muslim

Tidak ada komentar: