Senin, 17 November 2008

Ingin Segera Mendapat Keturunan...??

Diambil dari diskusi yang terjadi di Wisatahati online...

(munajad_alvan) :
Diantara iktiar untuk mendapat anak adalah membaca basmalah dan membaca do'a ketika berhubungan suami-istri. Selain itu ada tips agar bisa segera punya anak, diantaranya adalah :

1. Berdoa kepada Allah, SWT. dan jangan putus asa dengan melalui qiyamul lail atau puasa sunnah Senin&Kamis, berusaha tawakal kepada Allah, SWT, karena pada dasarnya anak adalah rahmat/titipan dari-Nya. Mungkin kita belum dipercaya oleh Allah, SWT., untuk menerima rahmat/titipan-Nya.

2. Mengatur hubungan intim suami-istri dengan menghitung masa subur. Masa subur ini bisa diketahui juga dengan menggunakan ovulation test.

3. Apabila anda mempunyai masalah dengan hormon, segera berhenti merokok, jangan makan seafood dan daging kambing dan jangan terlalu cape.

4. ("mohon maaf") mungkin anda punya masa lalu yang kurang baik dengan seorang wanita sehingga dia merasa pernah anda dzolimi, bertaubatlah kepada Allah, SWT. dan minta maaf dengan yang bersangkutan.

5. Periksa ke dokter sehingga anda tahu sisi mana dalam diri anda yang kurang mendukung dan usaha apa yang belum anda lakukan.


**********************************************************

(hersu) :
Semua masalah kehidupan kita di dunia ini kuncinya tiada lain adalah istigfar. Cermati Firman Allah dalam surah Nuh berikut ini :
Artinya :
"Maka aku katakan kepada mereka : Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?"
(Q. S. Nuh, 71 : 10-13)

Ada sebuah cerita menarik mengenai istighfar ini yang berhubungan dengan masalah keturunan.

Diceritakan ada sepasang suami istri yang belum dikaruniai anak. Ikhtiar secara lahiriah sudah dilakukan termasuk berkunjung ke dokter terbaik di dalam maupun di luar negeri. Walaupun keduanya dinyatakan sehat, namun buah hati yang didambakan tidak kunjung datang. Akhirnya suatu ketika sang suami mendengarkan sebuah ceramah mengenai janji Allah dalam surah Nuh ayat 10 - 13 tersebut. Mulailah sang suami mengajak istrinya melakukan terapi istighfar. Mereka berdua terus beristighfar dalam segala keadaan. Hingga akhirnya genap satu bulan terapi itu berjalan, sang istri hamil! Kemudian lahirlah anak laki-laki.

Selepas nifas sang suami mengajak istrinya melakukan hal yang sama lagi yaitu terapi istighfar, hasilnya mereka mendapat anak laki-laki lagi. Begitu pula mereka melakukan hal yang sama ketika mendapatkan anak laki-laki yang ketiga.

Setelah mendapat tiga anak laki-laki, sang istri meminta kepada suaminya untuk menghentikan terapi istighfar tersebut paling tidak sampai anak-anak mereka cukup besar. Ketika anak mereka sudah besar, sang suami ingin anak perempuan sebagai pelengkap, maka terapi istighfar dilakukan kembali. Dan atas izin Allah, tidak lama kemudian mereka mendapatkan anak perempuan.

Anda percaya dengan janji Allah kan?! Coba deh, mulai hari ini ajak pasangan anda untuk terapi istighfar. Dan atas izin Allah pula, Insya Allah, tokcer..

Untuk anda yang ingin kaya, ingin cepat dapat jodoh, ingin masuk syurga atau ada keinginan yang lainnya, ikuti advise dari Allah ini. Beristighfarlah sebanyak-banyaknya di dalam segala keadaan, sesuatu yang hebat menanti anda di depan.

Selamat beristighfar!

**********************************************************

(ImamMalik) :
Imam Malik menambahkan dalam diskusi itu bahwa saran-saran di atas patut diterapkan dengan percaya diri dan sungguh-sungguh. Insya Allah apa yang menjadi keinginan anda bisa terwujud dengan izin Allah. Satu hal lagi di samping anda melakukan usaha tersebut, sebaiknya dibarengi dengan bersedekah..

Wallaahu 'alam.


Tentang Burung..

Kalau manusia jadi burung,
burung jadi apa?

Rabu, 12 November 2008

Bila Istri Cerewet...

Adakah istri yang tidak cerewet?
Sulit menemukannya.
Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun cerewet.

Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman Khalifah Umar bin Khatab.
Ia ingin mengadu pada Khalifah, tak tahan dengan kecerewetan istrinya.
Begitu sampai di depan rumah Khalifah, laki-laki itu tertegun.
Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah.
Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar.
Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut Khalifah.
Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah.
Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel?
Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?

Umar berdiam diri karena ingat 5 hal tentang Peran Istrinya. Kelima peran istri tersebut adalah :
Satu,
Benteng Penjaga Api Neraka
Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal : Syahwat.

Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya, ia malah mendapatkan dua kenikmatan : dunia dan akhirat.

Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liukan yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ke tujuh. Lebih dari itu istri yang shalihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

Dua,
Pemelihara Rumah
Pagi hingga sore suami bekerja, berpeluh. Terkadang sampai menjelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta yang diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia. Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.

Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

Tiga,
Penjaga Penampilan
Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaiannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang. Menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu.

Empat,
Pengasuh Anak-Anak
Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ, istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, "Akulah yang membuatnya begitu". Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.

Lima,
Penyedia Hidangan
Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktifitas seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami cuma tahu ada hidangan, ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi, kacang goreng dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung. Tadi pagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran.

Tak perlu suami memotong sayuran, menumbuk bumbu dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan, menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak.

Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memory, makanan apa yang disuka dan dibenci suami.

****************************************************

Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia cape, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga terhindar dari pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.

Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Khalifah Umar sahabat Rasulullaah ini? Ia tak hanya berhasil memimpin negara, tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya.

Wallaahu 'alam.

Lima Rahasia Istri Sempurna

Satu :
Seorang istri yang cantik, pintar bersolek, memasak
dan mengurus rumah adalah hal yang penting

Dua :
Seorang istri yang periang, energik, dapat membuat suami tertawa
dan menghibur di kala susah juga penting

Tiga :
Seorang istri yang pengertian, saleh, jujur, taat beribadah
dan dapat dipercaya sangatlah penting

Empat :
Seorang istri yang dapat memahami dan memuaskan suami
secara lahir bathin dan di tempat tidur juga sangatlah penting

Lima :
Dan yang paling penting adalah,
keempat istri-istri tersebut di atas
tidak saling mengenal satu sama lain


Mohon Keturunan yang Shaleh


Artinya :
"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak
yang termasuk orang-orang yang shaleh"

Q. S. Ash Shaaffat, 37 : 100

Memohon Keturunan (Doa Nabi Zakariya, a.s.)

Artinya :
"Ya Tuhanku, berilah aku seorang anak yang baik dari sisi Engkau.
Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa"

Q. S. Ali Imran, 3 : 38

Selasa, 11 November 2008

Diberi Keluarga yang Baik


Artinya :
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami
istri-istri dan keturunan yang menyejukkan hati kami
dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa"

Q.S. Al Furqan : 74

Hanya Titipan

Seringkali aku berkata,
Ketika orang memuji milikku,
Bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
Bahwa mobilku hanya titipan-Nya,
Bahwa rumahku hanya titipan-Nya,
Bahwa hartaku hanya titipan-Nya,
Bahwa putraku hanya titipan-Nya

Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
Mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
dan kalau bukan milikku,
Apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat,
Ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?

Ketika diminta kembali,
Kusebut itu sebagai musibah,
Kusebut itu sebagai ujian,
Kusebut itu sebagai petaka,
Kusebut dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahwa itu adalah derita

Ketika aku berdoa,
Kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
Aku ingin lebih banyak harta,
Ingin lebih banyak mobil,
Lebih banyak rumah,
Lebih banyak popularitas

Dan kutolak sakit,
Kutolak kemiskinan,
Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku,
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika :
Aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan
nikmat dunia kerap menghampiriku

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku"
dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku

Gusti,
padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah . .
"Ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan
sama saja"

(WS. RENDRA)

Rabu, 05 November 2008

????

Sedih.. Pengen nangis..

Orang yang tidak mengenal diri sendiri memang ga akan tau apa yang sedang terjadi, apa yang ingin dilakukan, apa yang seharusnya dilakukan..
Orang yang tidak pandai bersyukur, tanpa Allah azab pun, dia telah menyiksa dirinya sendiri..
Orang yang tidak bersabar, apapun yang dilakukan dan dialami tidak akan bernilai bagi diri sendiri, apalagi bagi orang lain..

Kedewasaan bukanlah sesuatu yang dapat dipelajari, ia datang berdasarkan pengalaman dan pemahaman diri atas apa yang telah dijalani.. Siapa yang mengambil pelajaran/hikmah dalam hidup, maka ia yang akan lebih dulu mendapat kedewasaan itu..

Mengapa orang lain bisa, aku ga bisa??
Semua bahasa menjadi keputusasaan, bukan harapan..
Cahaya itu muncul remang-remang, dan aku sendiri yang memadamkannya..

Hati itu mulanya seperti selembar kertas putih, lalu kuberi titik dosa sedikit. Ketika kusadari titik-titik itu telah menutupi sebagian besar hati.. Lalu ada yang berbisik,
"Sesungguhnya dzikir kepada Allah, dapat mengobati penyakit hati.."
Mendengar itu, tidak berbuat apa-apa.. Malah tambah asyik dengan diri sendiri..

Ya Allah, tolonglah aku..
Genggamlah tanganku.. dan peluklah hatiku.. benamkan dalam cinta kepada-Mu..

Jatuh Cinta

Orang yang sedang jatuh cinta, logikanya selalu terbalik. Apa yang berat terasa ringan, apa yang sebentar terasa lama dan yang lama terasa sebentar.

Begitupun orang yang cinta kepada Allah, SWT. Ia merasa ringan beribadah, rindu baitullaah, nikmat membaca Al Qur'an dan bahkan menyongsong kematian dengan tersenyum.

Ciri Cinta Sejati ada tiga, yaitu :
1. Lebih suka berduaan dengan yang dicintai daripada dengan yang lain
2. Lebih suka berbicara dengan yang dicintai daripada dengan yang lain, dan
3. Lebih suka mengikuti kehendak yang dicintai daripada kehendak sendiri atau kehendak orang lain.

Orang yang sedang jatuh cinta cenderung sering menyebut nama yang dicintai, dan bahkan merasa nikmat diperbudak olehnya.

Doa orang yang cinta kepada Khaliqnya :

Allaahumma Rahmataka arju fa laa takilni ilaa nafsi
tharfata 'ainin yaa Arhamar Raahimiin

(Ya Allah, hanya kasih sayang-Mu yang kudambakan,
jangan Engkau biarkan aku menentukan sendiri kemauanku,
walau hanya sekejap mata,
Wahai Allah, Kekasihku..)

Ya Allah..

Astaghfirullaahal 'adziim..
Subhanallaah..
Allaahu Akbar..

Maha Suci Allah dari segala prasangka buruk hamba-Nya..
Ya Allah, bukan maksud hari berprasangka pada-Mu..
Keluh ini bukan karena tidak yakin akan kebesaran-Mu..

Ya Allah,
Betapa relung ini kosong..
Mengapa rasa itu datang lagi..
Kenapa seperti ini lagi..

Ya Allah,
Hampa.. seperti ada yang hilang
Apa yang tidak terasa..
Rizki-Mu padaku melimpah..
Kasih Sayang-Mu padaku senantiasa tercurah..
Perhatian-Mu padaku tidak pernah kurang..
Lalu apa ini yang kurasakan?
Yang dekat, mengapa terasa jauh..
Yang jauh, mengapa selalu hadir dalam angan alam pikiranku?

Semua orang bilang,
Yang membuatku stress adalah diri sendiri..
Suamiku juga bilang..
"Terlalu banyak hal yang ga penting yang kamu pikirkan.."
Kadang akupun merasa banyak hal-hal yang sebenarnya ga perlu dipikirkan, malah dipikirkan.. Padahal mungkin akan lebih baik jika digunakan untuk memikirkan hal lain yang lebih penting..
Entah..
Sampai kini tidak kutemukan jawab yang pasti..

Hambar..

Ada yang hambar..
Ada yang hilang..
Ada yang hampa..
Ada yang terasa tiada..
Ada yang kosong di jiwa ini..
Mengapa merasa ada yang tidak biasa..
Apakah yang putih itu kini telah kelabu dan bahkan hitam??

Ya Allah, jangan tinggalkanku..

Sebelum Tidur

Bismika Allaahumma ahyaa wa bismika amuut
Artinya :
Dengan menyebut nama Allah aku hidup
dan dengan menyebut nama-Nya aku mati

Selasa, 04 November 2008

Allah, SWT. Mengampuni Orang yang Keliru, Lupa dan Terpaksa

Dari Tausyiah275..

Bismillaah,

Dari Ibu Abbas Radhiallaahu 'anhu bahwa Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wa sallaam bersabda,
"Sesungguhnya Allah mengampuni beberapa perilaku umatku,
yakni (karena) keliru, lupa dan terpaksa."
(Hadits Hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Baihaqi dan lain-lain).

Penjelasan :

Seseorang tidak bisa dikenai sanksi atas perbuatannya yang dilakukan karena ketiga hal di atas, yakni karena keliru, lupa dan terpaksa.

Contoh terpaksa :
Babi hukumnya haram dimakan. Akan tetapi, jika kita berada dalam keadaan terdesak/terpaksa, tidak ada makanan lain misalnya, maka kita BOLEH makan babi. Tentu saja tidak lantas dipuas-puaskan begitu saja.

Contoh keliru :
Kita sedang shalat di sebuah tempat yang kita tidak tahu arah kiblatnya. Selesai shalat, saat meneruskan perjalanan, barulah kita tahu, bahwa
arah kiblat kita salah. Atas kekeliruan tersebut, kita TIDAK PERLU mengulang shalat, meskipun kiblat kita salah, karena kita keliru.

Contoh lupa :
Saat sedang bulan Ramadhan. Usai menempuh perjalanan jauh, saat tiba di kantor, kita langsung minum untuk menghilangkan haus. Maka kita tidak akan dikenai sanksi, karena kita lupa bahwa kita sedang shaum. Dan itupun tidak lantas membatalkan shaum kita.

Semoga artikel ini bermanfaat.


Kisah Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo kesini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.

"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang .... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki itu tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel.

"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"

"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel.

Kemudian, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi denganku," kata pohon apel.

"Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberiku sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah datang lagi menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf, anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."

"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk menggigit buah apelmu,"
jawab anak lelaki itu.

"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel.

"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu.

"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki itu. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."

"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."

Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang manusia. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara manusia (kebanyakan) memperlakukan orang tua.