Rabu, 03 September 2008

Menjemput Titipan itu . . .



Ternyata ga semudah itu menjemput titipan 4WI berupa seorang anak.. Apa yang sebenarnya diharapkan dari hadirnya anak itu adalah sekedar kecemburuan atas kebahagiaan yang didapatkan orang lain.. "Hampir semua saudara dan teman yang sudah menikah, punya anak.. Masa aku ngga?" Picik memang. Tapi ketika membaca lebih jauh ke dalam hati, ternyata ada kerinduan lain yang terasa.. Kehadiran seorang anak bukanlah karena melihat kebahagiaan orang lain atau sesuatu yang mutlak dari perkawinan, tapi lebih dari itu. Adalah menghadirkan kebahagiaan baru di dalam rumah tangga dan menghangatkan rumah tangga kami yang terasa biasa-biasa saja..

Rumah tangga kami sebenarnya baik-baik saja, hampir tidak ada pertengkaran yang membuat kami kehilangan sebagian cinta. Tapi belakangan aku merasa rumah tangga yang sudah berjalan 1,5 tahun ini menjadi biasa-biasa saja. Sering aku sengaja membuat suamiku marah atau cemburu agar ada riak-riak indah antara kami. Tapi sampai kapan harus dengan cara itu menghidupkan keluarga ini.

Setelah keguguran 13 bulan lalu, aku belum dinyatakan hamil lagi. Walaupun sering sekali aku merasa sedang hamil. Mungkin karena saking ingin hamil. Tapi ternyata ga.

Mulanya sulit sekali menghadapi bahwa aku belum kunjung hamil. Bahkan aku sempat merasa iri melihat teman-teman yang baru saja menikah sudah bisa hamil dan menimang anaknya. Bahkan yang terparah adalah aku membenci melihat anak-anak terutama bayi dan ibu-ibu hamil. Padahal sebelumnya sangat suka melihat ibu-ibu hamil dan anak-anak terutama bayi..

Tapi berkat suami yang begitu pengertian dan penuh cinta (cieee..) rasa itu makin lama makin pudar. Suami selalu menasehati supaya aku tidak perlu cemas karena dia yakin titipan itu pasti akan datang, cepat atau lambat. Terapi lain yang kulakukan adalah melawan semua kecemburuan yang ada. Caranya dengan mendekati teman yang sedang hamil atau yang istrinya sedang hamil. Bertanya tentang kehamilannya, tahapan-tahapan dalam kehamilan, apa yang dialami di setiap fase kehamilan, bahkan setiap kali mereka periksa pasti aku tanya gimana kelanjutannya. (saat ini aku berada di antara ibu-ibu hamil nih, ada tiga wanita yang sedang hamil di kantorku)..

Untuk menghilangkan kebencian terhadap anak-anak dan bayi, aku berusaha mendekati teman atau saudara yang sedang menggendong anaknya. Aku gendong dan tatap matanya.. Betapa merasa bersalah atas apa yang terjadi belakangan ini. Mata yang menatap penuh kelembutan itu, mata yang menyejukkan itu.. Aku sangat merindukannya (anakku sendiri).

Sekarang semuanya sudah berlalu. Aku mulai tertarik lagi dengan kehamilan dan mencari informasi tentang kehamilan di internet. Dan tentu saja semangat untuk menjemput titipan itu..
Sekarang aku pasrah atas semua ketentuan 4WI, bahkan bila kebahagiaan itu tidak akan pernah ada untukku..
Berarti 4WI punya rencana lain dan masih banyak kebahagiaan yang harus aku syukuri..

Terima kasih untuk senaz di senaz.blogsome.com dan rinie.info atas fotonya.

3 komentar:

Mas Hery mengatakan...

mumpung bulan suci,slain banyak berdoa, juga perbanyak sedekah bu, insyaalloh doanya dikabulkan.

amin.

Anonim mengatakan...

iya nih.. ngiriman email pantesan nggak dibalas dan juga nggak pernah kirim kirim email eh ternyata sibuk ngebangun yang di bangun nya itu tuh blog ingin jadi bloger sejati hidup bloger

Anonim mengatakan...

duh dah ngirim komment tapi nggak ditanggapin euy...
iya sih beda nu di tanggapi nu "aa" waelah. hahhaha